(atribut buat semua komrad Himpunan Pandang ke Sabah)
Orang-orang biasa bergasak di pejabat kota-kota
menganggukkan atasan demi sepiring nasi
‘jualkan kami ubat-ubatan semahal nyawa!
pendidikan yang jadi hak istimewa!’
orang-orang kaya bergasak membangun korporasi
teman-temannya sebagai tangga
pijakan sebelum diinjak untuk
naik dan memijak lagi
ada anak tanpa surat mati di Semporna
ketika tak siapapun tahu dan senja jingga seperti biasa
tapi launganmu terlalu bisa, sayangku
orang-orang terlalu sibuk bergasak
dan takut memberontak
mereka malu-malu kerana kaulah memperjuang nasib
lagu-lagu semangatmu belum merdu di telinga
orang-orang percaya;
‘biar kami hidup seribu tahun
kami belum hidup sebagai hamba
sepiring nasi kami terpelihara’
orang-orang sibuk bergasak menebalkan saku
yang bocor dicuri setiap hari
mereka lupa kemiskinan di badan yang lain
takkan jadi baju yang selesa buat mereka
ketika pekikanmu kuat melantun keadilan
meja dan pinggan mereka bergetar
pemberontakanmu seakan merampas isinya
sedang setiap hari mereka berjaga
menyaksikan lauk dan nasi
dicukai pemerintah dengan solidariti demokrasi
orang-orang besar terus selesa
anak-anak tanpa surat terus mati tak berubat
sedang yang lainnya belum tahu tulis baca
orang-orang kampung terus menerima
kau teruslah melaung
ketika tak siapapun mengerti
ketika penguasa terus mendiamkanmu
nasib kita belum banyak berubah, manisku
marhaen di ceruk negara belum terbela
pencuri kota terus megah di menara-menara.
28102018,
Tanah Malaya.