Oleh: Muhammad Julazman Jupri

Miliknya sebatas yang bisa dikira
tidak berbaju di negara maju
hidupnya riang tawanya senang
di tangannya hanya sisa makanan terbuang.

Dia dari barisan manusia dunia
tidak diterima golongan bangsa bersatu
bermula angkatan zaman tanpa bendera
sekarang milik negara merdeka.

Dia mencari ilmu di merata-rata
tidak kenal pada usia dan nama
sedang kepala negara sibuk tentang urusan dunia
anak di depan mata terbuang tanpa negara.

Bicaranya tiada siapa yang mendengar
hanya anjing liar temannya bersandar
orang-orang kaya di tengah pasar
menekup hidung jauh menghindar.

Dia anak tanpa negara
masih tersenyum masih tertawa
besar hatinya besar jiwanya
luas mengatasi demokrasi negara.

2 Responses

  1. Saya mohon untuk dipinjam puisinya, bagi persembahan deklamasi puisi sekaligus untuk create awareness berkenaan anak-anak ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *