Oleh: Mukmin Nantang

Ibu sudah pergi
buat selamanya,
meninggalkan aku
bersama ayah,
ayah sedang sakit,
sakit menahan luka
pemergian ibu.

Ibu,
di hari ibu ini,
kurasa sangat tidak adil buatku,
radio berputar setiap selang satu lagu,
ucapan sayang buat ibu,
dari anak yang merindu.

Di kereta hari ibu berlagu.
Di pasar raya bergema betalu-talu.
Di media sosial karangan ibu mengalir ditulis
disertakan gambar-gambar peristiwa manis.

Manusia sedang riuh,
merai ibunya yang disayangi,
yang masih ada di samping diri,
yang mampu dilihat setiap hari.

Ada memberi simbol cium pipi,
ada pula membeli kek hari jadi,
tidak lupa yang memberi janji,
membalas jasa yang pernah diberi.

Ibu,
kenapa hari ini dicipta?
Aku betul-betul tersiksa.

Ibu,
bagiku,
hari ini tidak perlu ada,
ia tiada makna.
Cukup ibu yang ada,
di sampingku sentiasa,
pasti duniaku umpama syurga.

Ibuku yang dirindu,
yang jauh beribu batu,
yang tak mampu kupeluk erat tubuhmu,
hanya satu permintaanku,
halalkan makan, minum dan sakitmu,
melahirkan, menjaga dan mendidikku.

Semoga doaku,
sampai kepadanya,
dan kita bersama meniti,
menuju firdausi.

Ibu,
terima kasih,
atas kasih,
yang pernah diberi.

(Dedikasi buat teman-teman yang ibunya sudah pergi buat selamanya)

00:32
09052015

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *