|Puisi| Menunaikan Puisi Itu Mendirikan Ibadah

Oleh: Rien Sd Puisinya semacam telepati, menghubung dua gunung yang sepi, kadangkala aku meninjau muara rangkapnya, jernih dengan air pujangga, tiada tangkai-tangkai falasi, dan akar prejudis mengalir di dalamnya, sungai-sungai gurindam, yang menghempas batu perasaan, deras memukul segala macam kemungkinan, ketika menjadi laut, kasar meragut gigi-gigi pemikiran, mencorak pantai ketenangan, walaupun sesekali berdentum bagai amuk […]

|Puisi| Saya Bertanya

Oleh: Rien Sd Saya bukan menulis kuntuman pujangga, tidak pula mengungkap, dengan bibir merekah merah. Saya sedang bertenggek di dahi perigi, mencuri angin yang lalu lalang. Saya terfikir, kita banyak berseloka, ketika gurindam tak mampu meredam, ketika bertitah memaksa-maksa, lagak mengacu keris ke mata. Saya bertanya; puisi siapa yang bercerita segala? Mengapa derita berlenggok pujangga? […]